Rabu, 28 November 2012

ARTIKEL PTK


Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa melalui Penggunaan Animasi  PowerPoint pada Persamaan Lingkaran dan Persamaan Garis Singgung Lingkaran
di Kelas XI IA – 2 SMA Negeri 1 Pariaman

Oleh: Mukhlis
==============================================================
Abstract
This research aims to improve student’s mathematics learning activity, specially at equation of circle and equation of radian tangent. For the purpose the researcher executes learning process by using animation of Powerpoint. Presentation of items in learning process, presenting accomodated animation and colaborated question and answer method and guided invention method.            The research method used was qualitative classroom action research with two cycles. The result of this research indicate that student’s activitiy is always increasing at every meeting. To increase enough significant activity there are to activities held; to answer question and activity to do the item. Students activity in responding their friends opinion is also increasing gradually and the activities of questioning tends to be constant.


Kata Kunci      :  Aktifitas, belajar, animasi PowerPoint

Pendahuluan
Metode pembelajaran yang paling umum dilaksanakan dalam mata pelajaran matematika adalah metode tanya jawab. Masalah yang sering penulis temui dalam kegiatan pembelajaran matematila dalam menerapkan metode tersebut adalah kurangnya respon dari siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Kegiatan pembelajaran berjalan cenderung satu arah. Tidak seberapa siswa yang mau bertanya serta merespon pendapat temannya. Pada tahap penerapan dalam kegiatan pembelajaran, sedikit sekali siswa yang mengerjakan soal-soal. Kenyataan ini berarti kurangnya aktifitas siswa untuk ikut berperan aktif di dalam proses pembelajaran.
Di dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Pengelolaan Kurikulum 1984 SMA Bab II, Pendekatan Keterampilan Proses dijelaskan bahwa proses belajar mengajar harus mencerminkan komunikasi dua arah, tidak semata-mata merupakan pemberian informasi searah dari pihak guru tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik dan penampilan diri siswa. Proses belajar mengajar harus dapat ditunjukkan dengan mengembangkan aktifitas cara belajar untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomuni-kasikan perolehannya (hasil belajar).
Proses belajar mengajar hendaknya mengacu kepada bagaimana siswa belajar selain kepada apa yang ia pelajari. Penyajian bahan terutama yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok harus mengikutsertakan siswa secara aktif baik secara perorangan maupun sebagai kelompok, antara lain siswa diberi kesempatan untuk: (1) mempelajari materi/konsep dengan penuh perhatian dan kesungguhan, (2) mempelajari, mengalami dan melakukan sendiri cara mendapatkan suatu pengetahuan, (3) merasakan sendiri kegunaan, berhati terbuka, mengembangkan rasa ingin tahu, jujur, tekun, disiplin, rapi, kreatif dan terikat pada tugas yang diberikan, (4) belajar dalam kelompok, menemukan sifat dan kemampuan teman sekelompoknya, (5) memikirkan, mencoba sendiri dan mengembangkan konsep dari suatu nilai tertentu, (6) menemukan dan mempelajari kejadian/gejala yang dapat mengembangkan gagasan baru, (7) menunjukkan kemampuan mengkomunikasikan cara berfikir yang menghasilkan penemuan-penemuan baru dan penghayatan nilai-nilai, baik secara lisan, tulisan, melalui gambar penampilan diri.
Pokok-pokok pikiran diatas itulah yang hendaknya dapat dikembangkan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar matematika. Untuk mendukung terlaksananya kegiatan semacam itu maka guru perlu menciptakan kondisi agar kerangka itu secara keseluruhan maupun kegiatan didalam bagian–bagiannya harus menampakkan langkah-langkah yang memfokuskan aktifitas siswa untuk mengembangkan keterampilan dalam memperoleh, menerapkan, mengembangkan lebih lanjut hasil belajarnya.
Metode yang digunakan sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai atau masalah yang dikembangkan dalam kegiatan itu, yang memungkinkan siswa berperan  secara aktif didalamnya. Dalam hal ini guru berperan sebagai motivator (pendorong) dan fasilitator (penyedia sarana/kemudahan). Sebagai motivator guru perlu menyadari bahwa motivasi diperlukan tidak hanya pada awal kegiatan saja, melainkan sepanjang kegiatan belajar mengajar. Sebagai fasilitator, guru membantu siswa membangun sendiri khasanah pengetahuannya dengan jalan mengarahkan siswa dalam mencari pengalamannya sendiri.
Selanjutnya William Burton (dalam Arnie Fajar, 2004:13) mengemukakan “Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding         the pupil learn” yang berarti bahwa mengajar itu memimpin aktifitas/kegiatan belajar dan bermaksud untuk membantu/menolong siswa dalam belajarnya. Dalam pengertian ini maka aktifitas siswa sangat diperlukan dalam belajar mengajar sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif. Guru berkewajiban menciptakan suatu iklim belajar yang memungkinkan siswa lebih aktif.
Bahwa aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar sangat penting, didukung oleh John Dewey (dalam Arnie Fajar, 2004:13) dengan semboyan “Learning by Doing” Aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar yang dimaksud di sini adalah aktifitas jasmaniah maupun mental, yang dapat digolongkan dalam 5 hal yaitu: (1) aktifitas visual (visual activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demontrasi,    (2) aktifitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, menyanyi, (3) aktifitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan, (4) aktifitas gerak (motor activities) seperti senam, atletik, menari, melukis, (5) aktifitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat.


Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan tingkah laku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya ( Baugh dalam Achsin, 1986 ).
Sementara itu, Dale (dalam Azhar Arsyad, 2003:9) memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.
Levie & Lentz (dalam Azhar Arsyad, 2003:16) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c) fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang disampaikan atau menyertai teks materi pelajaran.

Fungsi afektif media visual dapat terlihat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dari berbagai fungsi dari media pendidikan yang di uraikan di atas, yang sangat utama di sini adalah fungsi media itu membantu siswa dalam memahami/mengerti dan mengingat informasi sehingga berdampak pada aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah:
1.            Untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika, khususnya pada persamaan lingkaran dan persamaan garis singgung lingkaran.
2.            Untuk mengetahui dan sebagai pembanding pada kegiatan pembelajaran setelah penelitian ini, apakah pembelajaran dengan animasi PowerPoint efektif dilaksanakan atau tidak.


Manfaat penelitian:
1.Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran.
2.            Meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga pendidik yang profesional.
3.            Memberikan alternatif pemecahan masalah bagi guru-guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Metode Penelitian
Sesuai dengan profesi peneliti saat ini sebagai guru yang mengajar langsung dikelas maka Penelitian Tindakan Kelas ini tepatnya dilakukan pada kelas tempat peneliti mengajar. Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IA – 2 SMA Negeri 1 Pariaman yang jumlah siswanya 42 orang terdiri dari laki-lai 17 orang dan perempuan 25 orang. Penelitian ini berlangsung dalam semester 1 Tahun Pelajaran 2006/2007.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model siklus yang dikembangkan oleh: Kemmis dan Mc Taggart (1988) yang mana satu siklus terdiri atas 4 komponen yaitu; (1) rencana (plan), (2) tindakan (action), (3) observasi (observation), (4) refleksi (reflektion).
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan dua siklus (siklus I dan II). Siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan tiga kali pertemuan. Jika pemecahan masalah pada suatu siklus tidak optimal maka perlu dilanjutkan dengan siklus berikutnya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah meliputi aktifitas siswa dalam; menjawab pertanyaan guru, merespon pendapat teman, mengajukan pertanyaan dan mengerjakan soal-soal.
Siklus I
a.            Rencana
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi:
1.            Menetapkan pilihan topik atau Kompetensi Dasar (KD) yang akan disajikan, dalam Siklus I ini penulis memilih topik sesuai dengan Program Semester  yang telah penulis susun yakni; Persamaan Lingkaran dan Persamaan Garis Singgung Lingkaran.
2.            Menyiapkan/menyusun materi pembelajaran dengan animasi PowerPoint. Materi pembelajaran disusun sedemikian hingga dapat disampaikan dengan tambahan animasi yang menarik pada bahagian yang terpilih.
3.            Menyusun rumus-rumus, teorema, atau defenisi yang relevan dengan materi pelajaran.
4.            Menyusun soal-soal untuk latihan beserta kunci jawabannya yang disertai dengan animasi untuk memperjelas langkah-langkah penyelesaian.
5.            Merencanakan waktu untuk pelaksanaan tindakan.
6.            Menyusun serangkaian kegiatan tindakan.
7.            Menyusun/menetapkan tekhnik pemantauan pada setiap tahapan penelitian dengan menggunakan format observasi dan wawancara serta catatan lapangan  oleh peneliti sendiri untuk mengumpulkan data.
b.            Tindakan
Tindakan yang akan diberikan selama proses belajar mengajar adalah guru mempergunakan media pembelajaran laptop dan infocus/LCD yang akan menampilkan animasi PowerPoint terhadap gambar-gambar bangun yang diperlukan serta menampilkan uraian materi, rumus-rumus dan defenisi yang dapat diatur pemunculannya. Didalam pembahasan materi pelajaran guru mrnggunakan metode tanya jawab dan metode penemuan terbimbing.
Langkah-langkah Tindakan :
1.            Menyiapkan/menyusun materi pembelajaran pertemuan 1 dan 2 dengan animasi PowerPoint. Materi pembelajaran disusun sedemikian hingga dapat disampaikan dengan tambahan animasi yang menarik pada bahagian yang terpilih.
2.            Mempersiapkan laptop/komputer dan infokus/LCD untuk guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
3.            Membawa dan memasangkan perangkat/media pembelajaran pada langkah ke kelas tempat mengajar.
4.            Menjelaskan kepada siswa agar aktif dalam bertanya, menjawab, bediskusi dan mengerjakan soal latihan yang diberikan.
5.            Melaksanakan kegiatan pembelajaran (pertemuan 1 dan 2) dengan bantuan animasi sesuai dengan RPP.
c.             Observasi
Melaksanakan pengumpulan data kualitatif sesuai format yang disusun untuk menetapkan hasil observasi. Kegiatan ini adalah untuk mengenali, merekam, mendokumentasikan, mengenali semua indikator, perubahan-perubahan yang terjadi (termasuk efek samping dan efek lanjutanya) dan hasil yang dicapai sebagai dampak dari tindakan yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan pembelajaran berlangsung, observer mengamati dan mencatat aktifitas belajar siswa pada lembar yang sudah. Pengumpulan data juga dilaksanakan dengan teknik wawancara.
d.            Refleksi
Refleksi sangat penting untuk memahami proses dan hasil perubahan yang terjadi akibat tindakan yang dilakukan. Hakikat refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, telah dihasilkan, atau apa yang belum tercapai pada siklus berjalan. Berdasarkan hasil refleksi I, disusun perencanaan berikutnya untuk melaksanakan siklus II. Untuk menginterpretasikan aktifitas siswa dalam menjawab pertanyaan, merespon pendapat teman, bertanya dan mengerjakan soal dilihat berdasarkan jumlah siswa yang beraktifitas.
Siklus II
Siklus II dilaksanakan seperti yang telah dilaksanakan pada siklus I tetapi diadakan sedikit perbaikan pelaksanaan tindakan.
a.            Rencana
Perencanaan siklus II adalah disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada bagian ini adakalanya mungkin diadakan revisi-revisi atau perubahan yang diperlukan, atau penekanan lebih khusus pada perobahan hasil yang sudah signifikan.
b.            Tindakan
Melanjutkan tindakan seperti yang telah dilaksanakan pada siklus I dan mengadakan perobahan atau revisi terhadap tindakan yang dilakukan sesuai dengan hasil refleksi siklus I.

Langkah-langkah Tindakan :
1.            Menyiapkan/menyusun materi pembelajaran pertemuan 3, 4 dan 5 dengan animasi PowerPoint.
2.           Menjelaskan kepada siswa agar dalam menjawab pertanyaan yang diajukan jangan langsung dijawab sebelum ditunjuk, apalagi dalam bentuk jawaban koors (jawaban bersama).
3.           Mempersiapkan laptop/komputer dan LCD/infokus untuk guru dalam melak-sanakan kegiatan belajar mengajar.
4.           Membawa dan memasangkan perangkat/media pembelajaran pada langkah 3 ke kelas tempat mengajar.
5.           Melaksanakan kegiatan pembelajaran (pertemuan 3, 4 dan 5) dengan bantuan animasi PowerPoint sesuai dengan RPP.
c.             Observasi
Melaksanakan pengumpulan data sesuai format yang disusun untuk menetapkan hasil observasi seperti yang telah dilaksanakan pada siklus I. Observasi pada siklus II ini juga melihat sekaligus membandingkan perkembangan baru yang terjadi pada siklus II.
d.            Refleksi
Refleksi pada siklus II ini adalah untuk menafsirkan proses dan hasil perubahan yang terjadi akibat tindakan (action) II. Berdasarkan kajian hasil dari refleksi awal, refleksi I dan refleksi II disusunlah kesimpulan dari penelitian ini.
Alat pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:        (1) lembar observasi; berisikan daftar aktifitas siswa yang akan diamati dan dicatat oleh kolaborator (observer) dengan cara melakukan tally jika siswa melakukan aktifitas-aktifitas yang sudah ditentukan. Aktifitas yang dihitung berdasarkan jumlah siswa yang beraktifitas, (2) lembar jawaban hasil wawancara; berisikan jawaban siswa atas wawancara peneliti secara kolektif untuk seluruh siswa,         (3) anekdot record (catatan lapangan); berisikan catatan peneliti sendiri atas apa-apa yang dirasakan dan dilihat berobah atas kemajuan ataupun kemunduran akibat tindakan yang dilakukan.
Sesuai dengan jenis penelitian yang sedang dilaksanakan ini, maka tekhnik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sebelum dianalisis data ditabulasi kemudian diinterpretasikan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan dan menafsirkan perobahan prosentase aktifitas siswa dari satu pertemuan/tatap muka ke pertemuan berikutnya atau dari siklus I ke siklus II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar